Media chats saat ini yang paling disukai oleh umat di dunia adalah Whatsapp. Maka bukan hanya pengguna saja menikmati aplikasi chats ini, tapi para pelaku kriminal pun melirik ini sebagai media untuk menjalankan operasinya. Seperti baru - baru ini yang dilansir oleh sebuag media pakistan, thenews, bahwa di Karaci terjadi modus penipuan dengan cara meretas aplikasi Whatsapp milik pengguna. Lalu bagaimanakah mereka melakukan peretasan?
Jika kita tahu sistem pada aplikasi Whatsapp, maka bagi pengguna Whatsapp khabar ini tidak perlu dirisaukan, sebab apa yang mereka lakukan itu, mereka tidak melakukan peretasan enskripsi secara otomatis. Tetapi menggunakan cara manual dalam arti memanfaatkan kelengahan penggunanya. Disini kami akan sedikit mengulas cara umum mereka bekerja melakukan peretasan di app Whatsapp.
Peretasan account pengguna Whatsapp hanya dapat dilakukan dengan cara, sebagai berikut
- Menggunakan pihak ketiga
Mencuri atau meminjam handphone no kontak pengguna, mengambil barcode dan url account pengguna whatsapp - Mereka menyebarkan informasi, yang membuat pengguna whatsapp terdorong untuk membagikan ke temannya yang lainnya.
Ini seperti menjadi pesan berantai. Kontennya bisa berupa ancaman seperti "jika tidak dibagikan ke sekian orang akan kena musibah atau macam - macam. Bisa juga berupa undian berhadiah. Ini cara mereka agar dapat berkomunikasi dengan calon korbannya untuk meminta data si korban termasuk account whatsapp si korban. - Mereka membuat Group umum, kemudian link group mereka upload di website atau media sosial. dengan judul group yang spesifik yang dapat menarik minat calon korbannya.
- Mereka meminta di undang untuk masuk ke Group whatsapp, yang group Whatsapp ini dapat mereka temukan dalam index pencarian.
Dari cara kerja diatas, jelas bahwa apa yang mereka lakukan masih manual. Lain halnya peretas yang menambahkan kode pada part aplikasi whatsapp seperti thema whatsapp, ini menyasar pada sistim browser handphone pengguna. Namun peretas ini tidak bisa meretas data account pengguna Whatsapp.
Jadi penipuan dengan model diatas, adalah apa yang pernah dilakukan pada tahun 2007 sampai dengan sekarang yakni dengan mengirim pesan email secara acak dengan menyamarkan account email, bahkan guna memancing ketertarikan mereka samarkan domain email dengan menggunakan domain palsu dari perusahaan ternama. Hal yang membuat orang atau pengguna mudah tertipu, karena mereka menjanjikan hadiah milyaran hingga trilyunan uang. Hal yang sama yang dilakukan oleh kelompok kriminal yang menyasar telepon kabel, yang sebelum mengontak mereka sudah dapatkan data pemilik no telephone kabel. Biasanya korbannya para lansia daan ibu - ibu muda.
Kembali ke aplikasi Whatsapp, Aha Sarang Komputer sebagai partner Whatsapp untuk melakukan pengujian sebelum aplikasi diluncurkan, ingin menyampaikan aplikasi ini aman dari segala peretasan. Dan untuk menghindari pencurian data account pengguna Whatsapp, hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut;
- Gunakan whatsapp hanya untuk berkomunikasi dengan orang yang Anda kenal.
- Ikuti Group Whatsapp dari orang yang Anda kenal
- Tidak mengklik pesan share forwarder yang sifatnya meminta untuk disebarluaskan, dan juga tidak menyebarluaskan sekalipun dari peringatan berbunyi ancaman yang mencoba menggoyahkan keyakinan Anda, ini adalah cara mereka meruntuhkan keyakinan Anda
- Gunakan Two step verifikasi, Artikel ini dapat Anda baca di bawah artikel ini.
- Gunakan kunci layar dan aplikasi, caranya dapat Anda baca pada Artikel di bawaha artikel ini.
Sebagai penutup, dengan kita mengetahui cara kerja peretas melakukan peretasan Whatsapp, membuat kita tahu cara mengantisipasinya, seperti bakteri yang dapat menularkan penyakit, maka jika tahu cara menanganinya maka akan mampu cara untuk menanganinya. Jadi berita yang dari Pakistan itu hanya memanfaatkan kelengahan penggunanya.
Semoga informasi ini bermanfaat.
No comments:
Post a Comment